7 Agu 2016

Tembakau di tengah masa Kolonial

 


Tembakau adalah sebuah harta karun tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Masuknya pertama kali di Indonesia dimulai ketika belanda memijakkan kaki. Tembakau yang semula di gunakan sebagai project prototype tanpa di sangka menjadi komoditi yang tumbuh subur di tanah Indonesia. Laporan tertulis yang di sampaikan oleh peniliti dan pengembang belanda bersambut baik, pihak kerajaan belanda terus mengirimkan support secara besar besaran. Kondisi ini juga di tambah oleh belanda yang mulai menduduki daerah inti di Indonesia.

                Tembakau memang di nilai sebagai daun emas oleh negeri negeri di dunia. Rokok saat itu merupakan hal wajib bagi sebagian orang di dunia. Rokok terus saja di produksi sebagai penyuplai media perang. Aneh memang mengapa rokok menjadi “ penyuplai” media perang? Pada saat itu semua tentara terlihat lebih garang dan tidak merasa suntuk dalam kondisi bersiaga bila menyalakan rokok. Medan pertempuran perang dunia kedua menjadikan ladang harta bagi perusahaan penyuplai perangkat perang. Perusahaan yang memproduksi seragam tentara menjadi bermunculan, perusahaan yang memproduksi senjata menjadi seketika kebanjiran permintaan saat itu, bagaimana dengan tembakau? Tentu saja rokok yang mereka sulap menjadi mesin uang. Perusahaan yang memproduksi rokok saat itu di prakarsai oleh kerajaan belanda, kerajaan inggris, serta perusahaan swasta. Rokok menjadi media perang paring laris dan paling penting. Harga yang cenderung murah serta banyaknya peminat menjadikan rokok menempati peringkat pertama dalam hal penjualan. Rekor ini Nampak dalam sebuah catatan petinggi VOC ( perushaan dagang belanda ) selongsong peluru berbading dengan 350 batang rokok. Sungguh angka fantastis untuk saat itu, setiap hari pemerintah dari Negara yang bersengketa mengirimkan rokok pada tentaranya hanya demi alas an tentaranya bergerak prima dan semangat membela negerinya.



                Tembakau pada masa perang dunia kedua sungguh menjadi penyuplai utama bagi kerajaan belanda. Kerajaan belanda yang memiliki perusahaan dagang mampu memenuhi peralatan perang tentaranya cukup dari penjualan komoditas tembakau saja. Harga peralatan tempur termasuk senjata artileri pesawat serta senjata perorangan di beli dengan mudahnya oleh kerajaan belanda. Padahal kita tahu pada masa perang semua peralatan perang melambung tinggi.  Itu masih belum termasuk biaya pengiriman dari Negara produsen senjata menuju daerah yang akan di kirim saat itu. Semua di tangani hanya lewat penjualan produk tembakau berupa rokok saja.

                Tembakau pada masa kolonial belanda di Indonesia merupakan hal yang di proritaskan. Bersaing dengan komoditas rempah rempah dan hasil lainnya tembaku menyita lahan paling besar saat itu. Tak jarang pada saat itu banyak bermunculan berbagai jenis tembakau, pemerintah belanda sengaja ingin menjadikan Indonesia sebagai lahan bisnis mereka untuk tembakau ini, maka di datangkanlah berbgai jenis varietas tembakau dari belahan dunia lainnya. hasilnya begitu mengejutkan semuanya tumbuh sempurna meski sebgaian terdapat kegagalan juga. Ini tentu di pengaruhi oleh tanah subur Indonesia.

       indonesia begitu luar biasa , segala jenis tumbuhan bisa dengan subur berdampingan hidup dengan manusianya. tak salah bila banyak negara memperebutkan indonesia atas nama dagang dan mencari keuntungan. rokok telah melewati masa tertentu yang cukup lama. rokok dan tembakau pun memiliki kisah suka duka di negeri indonesia. untuk saat ini tembakau mengalami penurunan signifikan. di daerah tertentu di indonesia tembakau telah di babat menjadi tumbuhan lain. negeri yang dahulunya di sebut sebagai negeri daun emas karena tembakaunya yang begitu melegenda kini sepertinya tak di yakini lagi.

ketidak sepahaman pemikiran ini di manfaatkan oleh berbagai pihak luar yang tidak ingin menjadikan indonesia sebagai negara yang maju dan mampu dengan hasil alamnya. padahal jika kita melihat pada masa kolonial belanda, kerajaan belanda mampu dan sangat yakin sekali membeli perangkat perang yang saat itu begitu mahal. ini terjadi begitu nyata. belakangan ini banyak gerakan yang begitu memusuhi tembakau. padahal begitu banyak manfaat tembakau yang masih belum tergali dan yang pasti tembakau tak selalu di jadikan sebagai rokok. generasi muda indonesia di tuntut untuk cerdas, tak semestinya berita yang berkembang di telan begitu saja. seandainya pada masa saat ini semua masyarakat bersinergi dengan pemikiran tembakau tak selalu di gunakan sebagai rokok mungkin indonesia sudah bisa mengekspor lebih banyak temakau kualitas terbaik. pada kenyataannya jumlah ekspor kita meningkat pertahun namun tembakau yang di ekspor semakin menurun.
semoga tulisan sederhana ini sedikit mengetuk hati kita, ternyata indonesia di karuniai isi alam yang luar biasa.