6 Jun 2017

Budaya Unik Saat Ramadhan Bukan Hanya Milik Indonesia, Simak Tradisi Ramadhan di 7 Negara Ini

Saat bulan Ramadhan tiba, kamu pasti mengenal beberapa tradisi ramadhan yang ada di Indonesia. Bagaimana di luar negeri? Di beberapa negara dengan penduduk muslim yang banyak, tradisi mereka pun tidak kalah unik. Ini dia 7 tradisi unik yang menarik kamu ketahui!
Di berbagai kota di Indonesia, kamu pasti familiar dengan tradisi-tradisi saat bulan Ramadhan. Kamu pasti tidak asing dengan berburu takjil yang manis atau gurih Kamu juga pasti mendapat undangan untuk berbuka bersama dari teman. Mungkin kamu juga tertarik berbuka di masjid yang menyediakan menu berbuka puasa dalam jumlah besar demi mengejar pahala. Kamu juga merasa belum afdol melewati bulan Ramadhan bila belum pernah Sahur on The Road. Tradisi-tradisi itu selalu dilakukan ramai di Indonesia saat bulan Ramadhan. Bukan hanya di Indonesia, tradisi-tradisi unik saat bulan Ramadhan juga ada di negara lain. Tradisi-tradisi inilah yang membuat bulan Ramadhan selalu spesial di negara lain di dunia. Misalnya, roti pide di Turki. Roti ini hanya dikonsumsi saat bulan Ramadhan. Roti pide menjadi santapan wajib untuk berbuka puasa di Turki. Selain makanan, ini 7 budaya saat bulan ramadhan di berbagai negara di dunia.

1. Meriam Ramadhan, Mekkah Arab Saudi

pic credit: voanews.com
Bila di Indonesia waktu berbuka ditandai dengan bunyi adzan atau bedug, lain halnya di Mekkah, Arab Saudi. Di kota suci ini, waktu berbuka ditandai dengan ledakan meriam. Meski terdengar menyeramkan, meriam ini merupakan budaya yang selalu ada di bulan Ramadhan. Bila kamu berada di dekat Masjidil Haram saat bulan Ramadhan, bunyi meriam yang melepaskan peluru terdengar cukup jelas. Selama 50 tahun terakhir, bunyi meriam inilah yang menjadi tanda masuknya waktu berbuka. Latar belakang dipakainya meriam sebagai penanda waktu berbuka, adalah ketersediaan listrik yang saat itu belum merata di Mekkah. Oleh karena itu, dipilihlah meriam karena bunyi yang ditimbulkan bisa terdengar hingga cukup jauh. Meski kini ketersediaan listrik sudah merata, budaya meriam ini tetap dipertahankan. Kalau budaya ini diterapkan di Indonesia, bagaimana menurutmu?

2. Membersihkan Diri dengan Air Gua, Bosnia

pic credit: tauhidblog.blogspot.com
Warga di Bosnia percaya membersihkan diri di air gua menjelang bulan Ramadhan akan membawa berkah tersendiri. Air gua yang dipakai untuk membersihkan diri memang terkenal masih alami dan bersih. Bahkan, tradisi ini diikuti oleh sebanyak 30.000 warga. Gua ini terletak di Kladanj, sekitar 50 km dari Sarajevo.

3. Waktu Berbuka dan Sahur Ditandai dengan Bunyi Lodra, Albania

pic credit: suaramerdeka.com
Albania merupakan salah satu negara di Eropa dengan jumlah penduduk muslim yang cukup banyak. Oleh karena itu, Albania juga memiliki tradisi saat bulan Ramadhan tiba. Bila kamu sering mendengar bunyi kentungan saat sahur, hal ini tidak jauh berbeda seperti di Albania. Pada waktu menjelang berbuka dan sahur tiba, beberapa orang akan menabuh Lodra, sejenis gendang dari kulit kambing. Lodra terdiri dari dua gendang dengan suara yang berbeda. Penabuh Lodra biasanya masyarakat Gibsi dan mendapatkan upah atas pekerjaan membangunkan orang sahur tersebut. Kalau di Indonesia menabuh kentungan digaji, apakah kamu berminat untuk menjadi penabuh kentungan?

4. Buka Puasa Massal di Palestina

pic credit: baitulmaal.org
Di Palestina, berbuka puasa bersama-sama merupakan sebuah tradisi yang sampai saat ini masih dipertahankan. Di satu tempat, terdapat hingga 3000 orang untuk berbuka puasa bersama. Menu khas di Palestina adalah Falalel. Falalel merupakan makanan ringan yang terbuat dari kacang Arab yang digiling kemudian dipadatkan, lalu dibentuk bola-bola. Meskipun Falalel dimasak dengan cara digoreng, akan tetapi Falalel memiliki cita rasa yang manis.

5. Fanous, Festival di Mesir

pic credit: tandapagar.com
Fanous merupakan festival lentera tradisional Mesir yang dipakai sebagai dekorasi saat Ramadhan. Lentera itu biasa dipasang di jalan-jalan, di depan rumah, atau di depan toko. Pada zaman dahulu, lentera digunakan sebagai alat penerangan untuk ke masjid karena listrik belum tersedia seperti saat ini. Saat festival Fanous berlangsung, biasanya yang membawa lentera-lenteranya adalah anak-anak.

6. Memakai Kohl di India

pic credit: update.ahloo.com
Kohl, atau celak biasa dipakai oleh wanita untuk mempertajam mata. Akan tetapi, sebagai tradisi menyambut bulan Ramadhan, pria-pria di India memakai kohl sebagai tradisi menyambut bulan Ramadhan. Hal ini adalah tradisi yang sudah turun temurun dilakukan di India. Selain itu, India juga memiliki makanan khas yang biasa disantap saat berbuka dan sahur. Makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat India saat Ramadhan adalah bihun dan ganghui. Ganghui merupakan sup yang terbuat dari terigu, beras, dan potongan daging.

7. Belanja di Pasar Shorja di Iraq

pic credit: themalaymailonline.com
Pasar Shorja merupakan pasar yang sangat terkenal di Baghdad. Pasar yang sudah berusia 400 tahun ini akan kebanjiran pembeli setiap bulan Ramadhan tiba. Pasar ini buka dari sore hingga malam. Pasar Shorja menyediakan kebutuhan masyarakat di bulan Ramadhan. Dari bahan mentah untuk membuat makanan khas Iraq hingga kebutuhan pokok. Semuanya tersedia di pasar ini. Selain itu, pada siang hari, umumnya ada sejenis permainan yang akan dimainkan oleh pria-pria Iraq. Permainan ini bernama mheibis, atau permainan cincin. Peserta harus menutupi seluruh tangan dengan selimut. Sebuah cincin diberikan kepada seorang peserta dan peserta lain harus menebak di tangan siapakah cincin tersebut dipasangkan.
Terbukti, bukan hanya Indonesia yang memiliki banyak tradisi saat bulan Ramadhan tiba. Hal ini membuktikan muslim di dunia sangat antusias menyambut bulan Ramadhan. Tradisi mana yang paling kamu sukai?

12 Tradisi Unik Bulan Ramadan yang Hanya Ada Di Indonesia

ramadhan

Bulan Ramadhan segera tiba. Berbagai macam tradisi dilakukan untuk menyambut bulan puasa di Indonesia. Simak 12 tradisi unik Ramadhan yang membuat bulan puasa istimewa di Indonesia!


Kedatangan bulan Ramadan selalu disambut gegap gempita oleh masyarakat Indonesia. Maklumlah, mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Masyarakat Indonesia memiliki banyak tradisi atau ritual khas dalam menyambut dan memeriahkan bulan istimewa bagi muslim ini. Tidak mengherankan bila bulan puasa di Indonesia selalu menjadi pengalaman yang berkesan dan dirindukan.
Inilah 12 tradisi unik dalam rangka menyambut dan memeriahkan kedatangan bulan puasa Ramadhan yang hanya ada di Indonesia

1. Nyadran – Jawa

ramadhan
(source: republika.com)
Nyadran atau disebut juga Nyekar, merupakan tradisi khas masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur ketika mendekati bulan puasa Ramadhan. Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta yaitu sraddha yang berarti keyakinan.
Masyarakat Jawa memaknai Nyadran dari kata sadran yang berarti ruwah sya’ban. Yaitu, bulan sebelum Ramadhan datang yang ditandai dengan tradisi membersihkan makam keluarga dan kerabat. Di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, tradisi nyadran masih banyak dilakukan. Areal makam umum ramai oleh keluarga yang datang untuk membersihkan makam-makam keluarga atau orangtua mereka, menaburkan bunga dan berdoa.
ramadhan
(source: seputaraceh.net)
Meugang merupakan tradisi khas masyarakat Aceh yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam di masa Kerajaan Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda. Ketika itu Sultan Iskandar Muda memotong hewan dalam jumlah banyak dan dagingnya dibagikan ke seluruh masyarakat, menjelang kedatangan Ramadhan.
Masyarakat Aceh menggelar tradisi Meugang selama tiga kali dalam setahun, yaitu saat Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha. Menyambut Ramadhan, tradisi Meugang berlangsung satu hari sebelum Ramadhan di areal pedesaan. Sedangkan di Aceh perkotaan, Meugang berlangsung dua hari sebelum bulan puasa.
Dalam tradisi ini, masyarakat Serambi Mekkah akan memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat dan yatim piatu sebagai bentuk rasa syukur selama 11 bulan mencari nafkah.
Selain kambing dan sapi, ayam dan bebek juga ikut disembelih. Daging dimasak dirumah, setelah itu masyarakat Aceh berbondong membawa hidangan ke mesjid untuk dimakan bersama-sama tetangga.

4. Perlon Unggahan – Banyumas, Jawa Tengah

ramadhan
(source: tempo.co)
Perlon Unggahan adalah tradisi khas masyarakat Banyumas, Jawa Tengah, yang sudah berlangsung sejak beberapa abad silam. Tradisi ini berlangsung seminggu sebelum kedatangan bulan puasa yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Pekuncen, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah.
Ritualnya berupa ziarah kubur leluhur yaitu ke makam Bonokeling tanpa alas kaki sambil mengusung nasi ambeng. Pengikut adat ini berjalan kaki hingga 30 kilometer dari Cilacap, melintasi perbukitan yang memisahkan Banyumas dan Cilacap.
KTA
Di makam Bonokeling tersebut, enam Kasepuhan berdoa, yaitu Kasepuhan Kyai Mejasari, Kyai Padawirja, Kyai Wiryatpada, Kyai Padawitama, Kyai Wangsapada, dan Kyai Naya Leksana. Setelah itu, diadakan makan besar yang diramaikan oleh warga sekitar.
Dalam tradisi ini, tersedia banyak makanan tradisional seperti nasi bungkus, serundeng sapi dan sayur kuah. Masyarakat biasanya berebut makanan-makanan itu dan meyakini makanan tersebut akan menambah keberkahan di bulan puasa.

5. Malamang – Minangkabau, Sumatra Barat

ramadhan
(source: tempo.co)
Tradisi malamang atau membuat lemang menjadi ritual khas masyarakat minang di Sumatra Barat menyambut kedatangan bulan puasa. Malamang berarti membuat lemang, yaitu makanan dari beras ketan yang dimasukkan ke buluh bambu beralas daun pisang. Lalu, lemang itu disiram santan dan dipanggang dengan kayu bakar hingga beberapa jam. Kegiatan membuat lemang inilah yang disebut malamang.
Malamang menjadi tradisi khas masyarakat Sumatra Barat ketika menyambut hari-hari penting dalam kalender Islam. Lemang biasa disajikan dengan tapai sipuluik yang terbuat dari beras ketan hitam atau merah.

6. Balimau – Minangkabau, Sumatra Barat

ramadhan
(source: wego.com)
Masih dari Sumatra Barat. Menyambut bulan Ramadhan, masyarakat Minangkabau memiliki ritual Balimau yaitu tradisi mandi memakai air jeruk nipis yang dilakukan di kawasan dengan aliran sungai atau tempat pemandian.
Tradisi ini dilatarbelakangi keinginan untuk membersihkan diri lahir batin sebelum memasuki bulan suci Ramadan. Mengapa memakai jeruk nipis? Ini tidak terlepas dari tradisi berabad silam di mana ketika itu masyarakat belum mengenal sabun seperti saat ini. Sehingga, jeruk nipis atau limau menjadi pilihan membersihkan diri.

7. Kirab Dandhangan –  Kudus, Jawa Tengah

ramadhan
(source: solopos.com)
Tradisi unik menyambut kedatangan bulan puasa ini berlangsung di Kudus, Jawa Tengah. Kirab Dhandhangan mengacu pada tradisi di masa Sunan Kudus masih ada, yaitu ketika para santri beliau berkumpul di depan mesjid Al Aqsha atau Mesjid Menara Kudus untuk menunggu pengumuman dari Sunan Kudus tentang penentuan awal puasa.
Setelah diumumkan keputusannya oleh Sunan Kudus, beduk di mesjid pun ditabuh dan dari sanalah istilah Dhandhangan lahir. Akhirnya, lambat laun ritual pengumuman itu menarik banyak pedagang untuk membuka lapak dagangan. Kini, ritual tersebut menjadi semacam kirab budaya yang dimulai sejak dua pekan sebelum puasa dan berakhir pada malam hari menjelang sahur pertama.

8. Nyorog – Betawi

ramadhan
(source: tripvisto.com)
Ini adalah tradisi khas masyarakat Betawi. Nyorog merupakan tradisi membagikan bingkisan makanan pada keluarga yang lebih tua seperti Bapak, ibu, mertua, paman, kakek atau nenek. Kebiasaan mengirimkan bingkisan ini masih berlangsung sampai sekarang walau isi bingkisan sudah berubah mengikuti perkembangan zaman.
Bila dahulu isi bingkisan adalah makanan matang seperti sayur atau lauk, kini berganti dengan mengirimkan bingkisan berisi biskuit, kopi, gula, sirup, dan lain-lain. Bagi masyarakat Betawi, tradisi Nyorog ini bermakna sebagai tanda saling mengingatkan bahwa Ramadhan akan segera tiba, juga sebagai cara mempererat silaturahmi.

9. Gebyar Ki Aji Tunggal – Jepara, Jawa Tengah

ramadhan
(source: youtube.com)
Ini adalah tradisi yang berlangsung di Jepara, Jawa Tengah, setiap menyambut Ramadhan. Kegiatan Gebyar Ki Aji Tunggal digelar untuk mengingatkan masyarakat akan kedatangan bulan suci Ramadan. Karnaval budaya ini digelar tiap bulan Sya’ban dalam kalender Islam atau bulan Ruwah dalam kalender Jawa.

10. Megibung – Bali

ramadhan
(source: pancastory.blogspot.com)
Megibung adalah tradisi menyambut Ramadhan yang rutin digelar oleh masyarakat muslim di Bali. Tepatnya di Kampung Islam Kepaon, Karangasem, bagian timur Pulau Dewata. Acara Megibung digelar pada hari ke 10, 20 dan 30 hari puasa.
Tradisi ini diperkenalkan oleh Raja Karangasem yaitu I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem sekitar abad 17 masehi. Megibung berasal dari kata gibung yang berarti kegiatan saling berbagi, duduk melingkar dan makan bersama dengan suguhan nasi dan lauk pauk di atas nampan.
Sampai saat ini, Megibung masih lestari dilakukan oleh masyarakat Karangasem terutama yang beragama Islam.

11. Malam Selawe – Gresik, Jawa Timur

ramadhan
(source: suaragresik.com)
Malam selawe merujuk pada kata selawe atau 25 dalam bahasa Jawa. Ini adalah tradisi khas masyarakat Gresik, Jawa Timur, yang berlangsung pada malam ke-25 Ramadhan. Tradisi ini sudah berlangsung sejak zaman Sunan Giri, salah satu dari Walisongo yang termasyhur.
Pada 10 hari terakhir bulan puasa, orang Islam meyakini bahwa malam lailatul qodar atau malam seribu bulan akan datang. Maka itu, banyak muslim yang menjalankan itikaf atau menyepi di mesjid agar lebih khusyuk beribadah. Nah, masyarakat Gresik dan sekitarnya banyak yang memilih menyepi di mesjid Giri, di daerah perbukitan di Selatan kota pantai utara Jawa itu.

Semakin lama semakin banyak orang yang datang ke mesjid Giri untuk beribadah sampai jalanan di sepanjang arah mesjid menjadi ramai. Keramaian ini mengundang kedatangan para pedagang hingga akhirnya sampai saat ini, setiap malam 25 di bulan puasa, digelar tradisi malam selawe di Gresik. Sepanjang jalan Sunan Giri ramai dikunjungi pengunjung yang mendatangi pasar kaget.
Selain malam Selawe, ada juga tradisi malam Bandengan setiap menjelang berakhirnya bulan Ramadhan. Malam Bandengan adalah malam di mana para petambak bandeng panen ikan bandeng dalam ukuran jumbo hingga dilelang di pasar Gresik. Ikan bandeng ini akan menjadi suguhan penutup puasa dan melengkapi hidangan khas Lebaran di kota santri tersebut.

12. Megengan – Jawa Timur

ramadhan
(source: halomalang.com)
Ini adalah tradisi khas masyarakat Jawa Timur seperti Tuban, Malang dan Surabaya. Megengan berasal dari kata megeng, bahasa Jawa yang berarti menahan. Tradisi Megengan menjadi peringatan atau penanda bahwa sebentar lagi bulan puasa akan tiba di mana umat Islam diwajibkan berpuasa dan menahan diri dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa.
Tradisi megengan bisa berupa makan bersama tetangga-tetangga terdekat berupa kendurian, ziarah kubur, masak besar dan membagi-bagi ke sanak saudara dan kerabat, kenduri di mushola atau langgar. Tradisi ini menjadi salah satu jejak sejarah penyebaran Islam di Jawa yang mengakulturasi budaya masyarakat setempat atau kearifan lokal.
Itulah tradisi-tradisi unik masyarakat Indonesia ketika menyambut dan memeriahkan bulan Ramadhan. Beragam tradisi yang khas Indonesia itu menjadi bukti kesekian betapa kaya budaya dan kearifan lokal masyarakat Indonesia. Selamat menyambut bulan suci Ramadan