salam merdeka !!
indonesia begitu kaya akan budaya, lagu, makanan, kehidupan sosial serta yang tak luput adalah permainan tradisionalnya. indonesia memiliki banyak permainan tradisional, di setiap daerah indonesia memiliki sebutan dan permainan yang berbeda. di tengah arus teknologi yang begitu kencang tak jarang generasi muda beralih pikiran untuk mimilih permaian modern. generasi muda saat ini cenderung lebih antipati dan lebih asing dengan lingkungan terdekat. mari kita simak apa saja jenis permainan tradisional indonesia
1. Petak Umpet
petak umpet adalah permainan yang menggunakan sistem, satu orang mencari temannya yang bersembunyi. dalam hitungan tertentu seorang di tunjuk sebagai pencari sedangkan temannya yang lain bersembunyi. serunya permainan ini adalah ketika anggota terakhir yang di cari begitu lama. bahkan tak jarang bila permainan ini berisi anggota yang cukup iseng, permainan berubah membingungkan ketika anggotanya pulang bukan hanya sembunyi. seru kan.
2. Lompat Tali
Lompat tali adalah permainan tradisional yang melibatkan 3 orang atau lebih. media yang di gunakan cukup sederhana yaitu seutas tali atau karet gelang yang di susun sedimikian rupa membentuk tali. 2 orang bertugas sebagai pemegang tali sementara 1 orang lainnya bertindak sebgai pelompat. umumnya lagu terlantun mengiringi permainan tersebut. semakin lama levelnya pun semakin naik, tali yang di pegang semakin tinggi dan pelompat pun harus semakin cekatan melewati tali tersebut.
3. Egrang
Egrang atau jangkungan adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah egrang yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal. Di dataran banjir maupun pantaiatau tanah labil, bangunan sering dibuat di atas jangkungan untuk melindungi agar tidak rusak oleh air, gelombang, atau tanah yang bergeser. Jangkungan telah dibuat selama ratusan tahun.
Egrang di Indonesia biasa dimainkan ataupun dilombakan saat peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus. Egrang dengan versi lain juga dimainkan pada saat upacara sunatan.
4. Kelereng
dengan menggunakan bola kaca berukuran mini anak anak menggunakan adu ketangkasan menembakkan bola mini ke target. permainan ini di mainkan 2 orang atau lebih. terdapat variasi tertentu untuk permainan ini dari mulai adu ketangkasan memasukkan ke lobang kecil sampai ketangkasan menembakkan kelereng ke target kelereng tertentu. permainan di jawa timur berbeda cara bermainnya dengan daerah jawa tengah atau daerah lainnya. adaptasi dari permainan ini begitu menyenangkan.
5. Gatrik
Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan bambu yang satu menyerupai tongkat berukuran kira kira 30 cm dan lainnya berukuran lebih kecil. Pertama potongan bambu yang kecil ditaruh di antara dua batu lalu dipukul oleh tongkat bambu, diteruskan dengan memukul bambu kecil tersebut sejauh mungkin, pemukul akan terus memukul hingga beberapa kali sampai suatu kali pukulannya tidak mengena/luput/meleset dari bambu kecil tersebut. Setelah gagal maka orang berikutnya dari kelompok tersebut akan meneruskan. Sampai giliran orang terakhir. Setelah selesai maka kelompok lawan akan memberi hadiah berupa gendongan dengan patokan jarak dari bambu kecil yang terakhir hingga ke batu awal permainan dimulai tadi. Makin jauh, maka makin enak digendong dan kelompok lawan akan makin lelah menggendong.
6. Ular Naga
Ular Naga adalah satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan di luar rumah di waktu sore dan malam hari. Tempat bermainnya di tanah lapang atau halaman rumah yang agak luas. Lebih menarik apabila dimainkan di bawah cahaya rembulan. Pemainnya biasanya sekitar 5-10 orang, bisa juga lebih, anak-anak umur 5-12 tahun (TK - SD).
Cara Bermain:
Anak-anak berbaris bergandeng pegang 'buntut', yakni anak yang berada di belakang berbaris sambil memegang ujung baju atau pinggang anak yang di mukanya. Seorang anak yang lebih besar, atau paling besar, bermain sebagai "induk" dan berada paling depan dalam barisan. Kemudian dua anak lagi yang cukup besar bermain sebagai "gerbang", dengan berdiri berhadapan dan saling berpegangan tangan di atas kepala. "Induk" dan "gerbang" biasanya dipilih dari anak-anak yang tangkas berbicara, karena salah satu daya tarik permainan ini adalah dalam dialog yang mereka lakukan.
Barisan akan bergerak melingkar kian kemari, sebagai Ular Naga yang berjalan-jalan dan terutama mengitari "gerbang" yang berdiri di tengah-tengah halaman, sambil menyanyikan lagu. Pada saat-saat tertentu sesuai dengan lagu, Ular Naga akan berjalan melewati "gerbang". Pada saat terakhir, ketika lagu habis, seorang anak yang berjalan paling belakang akan 'ditangkap' oleh "gerbang".
Setelah itu, si "induk" --dengan semua anggota barisan berderet di belakangnya-- akan berdialog dan berbantah-bantahan dengan kedua "gerbang" perihal anak yang ditangkap. Seringkali perbantahan ini berlangsung seru dan lucu, sehingga anak-anak ini saling tertawa. Sampai pada akhirnya, si anak yang tertangkap disuruh memilih di antara dua pilihan, dan berdasarkan pilihannya, ditempatkan di belakang salah satu "gerbang".
Permainan akan dimulai kembali. Dengan terdengarnya nyanyi, Ular Naga kembali bergerak dan menerobos gerbang, dan lalu ada lagi seorang anak yang ditangkap. Perbantahan lagi. Demikian berlangsung terus, hingga "induk" akan kehabisan anak dan permainan selesai. Atau, anak-anak bubar dipanggil pulang orang tuanya karena sudah larut malam.
7. Bola Lumpur
pernah memainkan sepak bola? bayangkan kini bukan lapangan atau tanah kosong yang menjadi media anda,